Potret Gelap tentang Kehancuran Mental dan Masyarakat yang Terabaikan

Source: https://goshutetribe.com/

  

"Joker" adalah film drama psikologis yang mengisahkan asal-usul Arthur Fleck (Joaquin Phoenix), seorang pria yang hidup dalam kemiskinan dan kesepian di Gotham City. Arthur bekerja sebagai badut untuk agensi hiburan, tetapi dia sering kali menjadi korban pelecehan dan kekerasan. Dia juga menderita gangguan mental yang membuatnya tertawa tak terkendali di saat-saat yang tidak tepat. Arthur tinggal bersama ibunya, Penny Fleck (Frances Conroy), yang percaya bahwa Thomas Wayne, seorang pengusaha kaya dan calon walikota, akan membantu mereka.

 

Kehidupan Arthur semakin memburuk ketika dia kehilangan pekerjaannya dan diabaikan oleh sistem sosial yang seharusnya membantunya. Dia mulai mengalami halusinasi dan delusi, termasuk keyakinan bahwa dia memiliki hubungan dengan Murray Franklin (Robert De Niro), seorang pembawa acara talk show terkenal. Ketika Arthur mengetahui kebenaran tentang masa lalunya dan hubungannya dengan Thomas Wayne, dia mengalami patah mental yang parah.

 

Film ini mencapai klimaksnya ketika Arthur, yang telah berubah menjadi Joker, membunuh Murray secara live di televisi dan memicu kerusuhan di Gotham City. Joker menjadi simbol pemberontakan bagi mereka yang merasa terabaikan oleh sistem. Film ini berakhir dengan Joker yang tertawa histeris di rumah sakit jiwa, setelah membunuh seorang psikiater.

 

Penilaian atau Rating  

"Joker" mendapat pujian luas dari kritikus dan penonton. Film ini memiliki rating 8.4/10 di IMDb dan 68% di Rotten Tomatoes. Film ini memenangkan dua Oscar, termasuk Best Actor untuk Joaquin Phoenix dan Best Original Score untuk Hildur Guðnadóttir. "Joker" sukses secara komersial, meraup lebih dari $1 miliar di box office dengan anggaran produksi sekitar $55 juta.

 

Review  

"Joker" adalah film yang menggabungkan elemen drama, psikologi, dan thriller dengan cara yang intens dan mengganggu. Todd Phillips berhasil menciptakan narasi yang gelap dan penuh dengan ketegangan, dengan visual yang memukau dan gaya sinematik yang khas. Film ini menawarkan pengalaman sinematik yang mendalam, dengan adegan-adegan yang penuh emosi dan kekerasan.

 

Joaquin Phoenix memberikan performa yang luar biasa sebagai Arthur Fleck/Joker, dengan ekspresi wajah dan suara yang penuh emosi. Dia berhasil menampilkan sisi rapuh, sakit, dan penuh amarah dari karakter ini, membuat Joker menjadi sosok yang tak terlupakan. Phoenix juga melakukan penurunan berat badan yang ekstrem untuk peran ini, yang menambah keaslian dan intensitas film.

 

Robert De Niro sebagai Murray Franklin juga memberikan penampilan yang kuat, dengan karisma dan otoritas yang khas. Karakternya adalah representasi dari media dan sistem yang mengabaikan orang-orang seperti Arthur, yang membuatnya menjadi salah satu karakter paling menarik dalam film. Frances Conroy sebagai Penny Fleck juga memberikan penampilan yang kuat, dengan ekspresi wajah dan suara yang penuh gravitasi. Karakternya adalah representasi dari ketergantungan dan delusi, yang membuatnya menjadi salah satu karakter paling menarik dalam film.

 

Salah satu aspek terkuat dari "Joker" adalah narasinya yang kompleks. Film ini tidak hanya tentang aksi dan kekerasan, tetapi juga tentang kehancuran mental dan sosial. Setiap karakter memiliki motivasi dan konflik internal yang mendalam, membuat mereka terasa nyata dan manusiawi. Film ini juga mengeksplorasi tema-tema seperti kemiskinan, kesepian, dan kekerasan.

 

Musik yang digarap oleh Hildur Guðnadóttir juga memberikan nuansa yang epik dan mendebarkan. Skor musiknya memperkuat atmosfer film, mulai dari ketegangan hingga momen-momen emosional. Penggunaan lagu-lagu ikonik seperti "That's Life" oleh Frank Sinatra juga menambah kedalaman dan makna pada cerita.

 

Latar Belakang Film  

"Joker" terinspirasi oleh karakter Joker dari komik DC, tetapi film ini mengambil pendekatan yang lebih realistis dan gelap. Todd Phillips, yang sebelumnya dikenal karena film-film komedi seperti "The Hangover" (2009), ingin menciptakan film yang menghormati tradisi karakter Joker namun tetap memiliki sentuhan modern. Dia bekerja sama dengan penulis skenario Scott Silver untuk mengembangkan cerita yang setia pada semangat karakter Joker namun tetap memiliki sentuhan khas Phillips.

 

Produksi film ini memakan waktu sekitar dua tahun, dengan lokasi syuting di New York dan studio di California. Phillips dan timnya menggunakan kombinasi efek praktis dan CGI untuk menciptakan dunia dan karakter yang terlihat nyata. Mereka juga bekerja sama dengan desainer kostum dan penata rias untuk menciptakan tampilan ikonik Joker.

 

"Joker" dirilis pada Oktober 2019 dan langsung menjadi box office hit. Film ini tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga memenangkan berbagai penghargaan bergengsi, termasuk dua Oscar.

 

Analisis Mendalam  

Salah satu tema utama "Joker" adalah kehancuran mental dan sosial. Film ini mengeksplorasi bagaimana Arthur Fleck, sebagai protagonis, harus mengatasi ketakutan dan keraguan untuk menjadi Joker. Dia belajar untuk percaya pada dirinya sendiri dan memahami bahwa dia memiliki kekuatan untuk membuat perubahan.

 

Tema lain yang menonjul adalah kemiskinan dan kesepian. Film ini menunjukkan betapa kejam dan tidak manusiawinya sistem sosial, serta bagaimana kemiskinan dan kesepian dapat menghancurkan seseorang. Arthur, sebagai korban sistem, harus menghadapi ketidakadilan dan kekerasan, tetapi dia juga menemukan kekuatan dan keberanian untuk melawan.

 

Ending film ini juga menimbulkan banyak interpretasi. Adegan terakhir, di mana Joker tertawa histeris di rumah sakit jiwa, meninggalkan pesan tentang kehancuran dan harapan. Beberapa penonton melihatnya sebagai pernyataan tentang kekuatan untuk mengatasi masa lalu, sementara yang lain melihatnya sebagai simbol dari transformasi dan kelahiran kembali.

 

Pengaruh dan Warisan  

"Joker" telah menjadi salah satu film paling berpengaruh dalam genre drama psikologis. Film ini tidak hanya sukses secara komersial, tetapi juga memicu minat baru dalam tema kehancuran mental dan sosial. Kesuksesannya memengaruhi banyak film setelahnya, seperti "The Batman" (2022) dan "The Suicide Squad" (2021).


Selain itu, "Joker" telah menjadi bahan diskusi yang populer di kalangan penggemar film dan kritikus. Film ini sering dibahas dalam konteks adaptasi karakter komik, visual efek, dan tema filosofis. Todd Phillips berhasil menciptakan film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memicu pemikiran dan perdebatan.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Comments on “Potret Gelap tentang Kehancuran Mental dan Masyarakat yang Terabaikan”

Leave a Reply

Gravatar